BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Berbagai kelompok sosial yang ada di Indonesia, memiliki
karakteristik dan perilaku budaya yang berbeda. Ini salah satu yang menyebabkan
bangsa Indonesia menjadi masyarakat yang heterogen atau biasa disebut
masyarakat majemuk. Kebudayaan hanya terbatas dalam
ciptaan manusia. Adapun sesuatu yang dapat menimbulkan segetaran kalbu, tetapi
bukan dari ciptaan manusia, maka ia bukan masuk golongan budaya. Gunung yang
membiru, lembah yang menghijau, sungai yang berbelit berliku-liku, walaupun
bagaimana indah dan nikmatnya,namun semuanya itu bukanlah disebut kebudayaan,
karena ia bukan ciptaan manusia, tetapi ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi
selayang sapuan pensil menhias kanvas, atau segores pahatan di ujung batu,
mungkin ia disebut sebagai kesenian atau segumpal kebudayaan,karena ia
diciptakan oleh tangan manusia.
Membahas
warisan budaya(cultural heritage) peryantaan ini bukan retorika belaka, namun
kenyataan objektif telah memperlihatkan bahwa wilayah dengan luas daratan belasan
ribu kilo meter di penuhi oleh peninggalan budaya masa lampau. Semua masa yang
terbagi terbagi dalam pembabakan sejarah –prasejarah, klasik, islam, kolonial,
tionghoa, revolusi ada bukti tinggalannya. HBT (himpunan bersatu teguh)
merupakan komunitas warga tioghoa yang ada di Indonesia yang di bagi atas
dua macam bagian yakni, HBT rumah duka dan HBT pernikahan. HBT rumah duka
merupakan suatu tempat upacara kematian masyarakat tionghoa,yang tersebar di
seluruh Indonesia seperti,Jakarta,tangerang,pekan baru dan tentunya padang.
HBT rumah duka
padang sendiri terletak di perkampungan cina,kecamatan padang selatan,kota
padang yang terletak di kawasan dataran rendah,pariwisata sebagai bentuk
pemamfaatan sumberdaya arkeologi merupakan hal yang cukup menarik dan realistis
untuk di tawarkan.sebagai sistem industri,pariwisata dapat dinilai memberikan
peluang kepada banyak orang untuk berpartisipasi.selain itu pariwisata concern
terhadap pelestarian objak merupakan komponen utamanya.
Menurut Furnivall masyarakat majemuk (plural society)
merupakan suatu masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen dan tatanan
sosial yang hidup berdampingan, tetapi tidak terintegrasi dalam satu kesatuan
politik. Dewasa ini kita hidup di dalam sebuah masyarakat majemuk yang ditinjau
dari segi suku, agama, ras, dan etnis. Struktur masyarakat Indonesia yang
ditandai oleh heterogenitas etnik dan bersifat unik, secara horisontal ditandai
oleh kenyataan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama,
adat istiadat, dan primordialisme (lebih mengutamakan kelompoknya). Secara
vertikal, struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan vertikal
antara lapisan atas dan lapisan bawah.
Pada
zaman Hindia-Belanda masyarakat Indonesia digolongkan menjadi tiga golongan
oleh antropolog Belanda Furnivall, yaitu golongan penjajah Belanda yang
menempati tingkat pertama, kedua adalah golongan minoritas Cina, sedangkan
golongan pribumi menempati tingkat yang ketiga.
Sekitar 175 negara anggota PBB yang bersifat multietnik,
hanya ada sekitar 12 negara yang homogen, di antaranya di Eropa yaitu Jerman,
di Asia adalah negara Jepang, dan di Afrika adalah Somalia. Jadi, keragaman
penduduk itu bukanlah khas Indonesia, meskipun diakui heterogenitas penduduk
Indonesia ini cukup besar. Dari Sabang sampai Merauke ada ratusan suku bangsa
dengan bahasanya sendiri-sendiri. Panutan agama formal dari sekian ratus suku
bangsa tidak sama, ada yang beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, dan
Buddha.
Daerah Padang Selatan yakni lebih khususnya disekitar
Pondok, perkampungan cina daerah ini adalah daerah yang memiliki masyarakat
yang beragam dan majemuk. Di daerah ini masyarakat ada yang berasal dari warga
pribumi, pendatang dari suku tionghoa, india, maupun warga pendatang dari
batak. Mereka juga memiliki agama dan kepercayaan yang beragam. Oleh, karena
itu, penulis mengambil topik penelitian “Kebudayaan
Masyarakat Majemuk Kampung Batu Pondok Kecamatan Padang Selatan dan Kongsi Heng
Beng Pondok Padang”
2.
Rumusan masalah
a. Bagaimana kebudayaan masyarakat
majemuk daerah Kampung Batu Kecamatan Padang Selatan ?
b. Bagaimana kebudayaan kongsi heng
beng Pondok Padang Selatan ?
3.
Tujuan masalah
a. Mengetahui bagaimana kebudayaan
masyarakat majemuk daerah Kampung Batu Kecamatan Padang Selatan ?
b.
Mengetahui bagaimana kebudayaam kongsi heng beng pondok
Kampung cina padang selatan
BAB II
PEMBAHASAN
KEBUDAYAAN MASYARAKAT
MAJEMUK DAERAH KAMPUNG BATU
PADANG SELATAN
1.
Pengertian
kebudayaan
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain,
yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan
serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan
lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor,
kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
2.
Pengertian Masyarakat Majemuk
- Dr.
Nasikun mengemukakan masyarakat majemuk adalah suatu masyarakat dalam mana
sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi
bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para anggota masyarakat
kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan,
kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk
memahami satu sama lain
- Furnival
mengemukakan bahwa masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang terdiri
atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi
terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda-beda satu
sama lainnya.
Karakteristik masyarakat majemuk
- Terjadi
segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu
dengan yang lain
- Memiliki
struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer
- Kurang
mengembangkan konsensus diantara para anggota-anggotanya terhadap
nilai-nilai yang bersifat dasar
- Secara
relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu dengan
kelompok yang lain
- Secara
relatif, integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi
- Adanya
dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain
Faktor terbentuknya masyarakat
majemuk
Adanya perbedaan waktu dan jalur
perjalanan ketika nenek moyang bangsa Indonesia berpindah (migrasi) dari Yunan
(Cina Selatan) ke pulau-pulau di Nusantara
Perbedaan kondisi geografis
Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau dengan relief beranekaragam dan satu
dengan lainnya dihubungkan oleh laut dangkal, melahirkan suku bangsa yang
beranekaragam pula, terutama pola kegiatan ekonomi dan perwujudan kebudayaan
yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut
- Keterbukaan
terhadap kebudayaan luar
Bangsa Indonesia adalah contoh
bangsa yang terbuka. Hal ini dapat dilihat dari besarnya pengaruh asing dalam
membentuk keanekaragaman masyaarkat di seluruh wilayah Indonesia yaitu antara
lain pengaruh kebudayaan India, Cina, Arab dan Eropa.
A.
Organisasi
sosial
Lembaga sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan
Asosiasi. Lembaga dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun
memiliki pengartian yang berbeda. Lembaga yangg tidak mempunyai anggota tetap
mempunyai pengikut dalam suatu kelompok yang disebut asosiasi. Asosiasi
merupakan perwujudan dari lembaga sosial. Asosiasi memiliki seperangkat aturan,
tatatertib, anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki
wujud kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga
kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan tetapi, ada
yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan social
institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk memenuhi
kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
- Fungsi lembaga social bagi
kehidupan :
a.
Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam menghadapi
masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok.
b.
Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.
c.
Memberi pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap
tingkah laku para anggotanya.
Pada
daerah ini, masyarakat kampong batu dan sekitarnya memiliki organisasi yang
bernama PRPI (PERSATUAN RASA
PERSAUDARAAN ISLAM) yang pusatnya
berada di Masjid di daerah tersebut. Mereka sering mengadakan acara rapat untuk
menjalin rasa kebersamaan dan toleransi agar tidak mudah terpecah dan terjadi
segmentasi kebudayaan. Kegiatan ini dilakukan rutin per minggu, tidak hanya
dihadiri oleh masyarakat pribumi, melainkan juga masyarakat dari suku bangsa
tionghoa dan batak ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Daerah ini
masyarakatnya semacam mengadakan kegiatan kongsi dan lain sebagainya. Jika
adapun yang mengadakan acara pernikahan, warga akan datang secara bersama-sama
tanpa adanya rasa disintegrasi diantara mereka. Pola hubungan positif masyarakat
beragama ini dapat diamati dalam bentuk kerjasama dan toleransi.
Pola hubungan yang positif ini berdampak pada munculnya
cita-cita bersama akan adanya persatuan kelompok. Hubungan yang positif ini
diwujudkan dari adanya organisasi PRPI berbentuk kongsi dan akan menampung
aspirasi masyarakat sekitar. Kegiatan PRPI ini juga berwujud ketika adanya
acara pernikahan, acara tersebut diadakan di gedung yang sudah disediakan agar
yang beragama apa saja bisa masuk dan merayakannya juga, namun ini tidak
berlaku pada masyarakat pribumi, karena mereka menggelar acara pernikahan di
rumah masing-masing sesuai dengan adat Minangkabau.
B.
Sistem kepercayaan
Masyarakat kampong batu dari dahulu sampai sekarang sudah
menjunjung tinggi toleransi dan saling menghargai diantara sesamanya. Mereka
percaya bahwa saling menghargai akan menumbuhkan ingtegrasi dan kebersamaan.
Begitupun hal nya dengan berubadah. Di daerah kampong batu dan sekitarnya ada 6
masjid dan 2 mushola, kemudian ada 1 wihara, dan 2 gereja.
C.
Mata pencaharian
Kelompok
masyarakat kampong batu saling bersaing sehat mengeksploitasu akses sumber daya, baik sumber daya ekonomi,
sosial dan politik.Masyarakat kampong batu mayoritas bekerja sebagai pedagang,
karena daerah kampong batu, atau tepatnya dekat jembatan siti nurbaya merupakan
objek wisata yang ramai dikunjungi turis local maupun asing. Jenis dagangannya
bermacam-macam, ada yang berdagang jagung bakar, makanan, dan menjual souvenir
. masyarakat pendatang umumnya yang berasal dari tionghoa dan batak biasanya bekerja kantoran dan menjadi
nelayan.
KONGSI HENG BENG
KAMPUNG CINA
PONDOK PADANG SELATAN
Diperkirakan ada 12 ribu masyarakat cina tinggal di Padang. Beratus marga atau
suku yang mendiami. Kini, mereka membaur
dengan masyarakat lokal, baik dari segi budaya maupun agama. Tetapi, hanya delapan suku yang punya rumah pertemuan
yakni ; suku gho, lie-kwee, tan, ong,
tjoa-kwa, lim hwang dank ho. Maka di buatlah komunitas bersatu teguh untuk
mempererat hubungan warga tionghoa di padang, apa pun agamanya.di HBT juga ada yang muslim. semuanya
bersatu itulah yang membuat yongki salah seorang pelatih barongsai berkarya
melatih generasi muda melestarikan salah satu budaya mereka barongsai upaya itu
berbuah penghargaan kelas dunia. Seperti di cina, makau, Malaysia, hongkong,
singapura dan terakhir Thailand. Bisa di
bayangkan betapa krusialnya kehadiran himpunan bersatu teguh bagi warga-warga
cina yang ada di sumatera barat dan khususnya padang.
Bangunan HBT ini sendiri berasal
dari sebuah bangunan lama,yang dahulunya di pergunakan sebagai tempat berkumpul
masyarakat tionghoa dengan KONGSI HENG BENG TONG yang mulai di pergunakan sejak
tahun 1876.di karenakan perubahan politik dan peraturan pemerintah pada tahun
1965,kegiatan berkumpul masyarakat tionghoa berganti nama menjadi himpunan
bersatu teguh.mengingat pertumbuhan anggota yang meningkat,serta kebutuhan
tempat yang lebih baik,maka pada tahun 1996 dalam,dalam masa jabatan TOANKO
LIAN TJIN TEK, gedung himpunan bersatu teguh di pindahkan ke tempat yang
baru,yang terletak di jalan klenteng No.309
dan gedung lama di tinggalkan,serta di pergunakan lagi pada tahun 2002 atas
inisiatif TOAKO TAN HOCK TJIONG, dilakukan perbaikan dan renovasi atas gedung
lama.
Kantor himpunan bersatu teguh yang
di tinggalkan dan tidak di pergunakan lagi,selajutnya di tetapkan sebagai rumah
duka bersatu teguh.pada tanggal 30
september 2009 terjadi gempa bumi berkekutan 7,9 scala richter yang meruntuhkan
bagian depan rumah duka,tahun 2010 atas inisiatif TOAKO SHO YONG TJUAN
rumah duka di perluas dan di bangun kembali dengan membeli dua buah lama dan di
resmikan pemakaian rumah duka tanggal 27 januari 2011 oleh wali kota padang.
Di HBT sendiri yang merupakan rumah duka warga tionghoa,bangunan HBT terdiri
dari satu buah bangunan besar dua lantai yang di pergunakan untuk upacara kematian.rumah sendiri terbagi atas beberapa
ruangan penting seperti berikut ini:
1.Ruangan
utama
yaitu ruangan upacara kematian sebelum mayat di kubur atau di bakar dan juga
sebagai ruang tunggu bagi keluarga yang melayat baik keluarga dakat maupun
sesama warga tionghoa lainnya yang menyempatkan diri untuk hadir seperti rekan
kerja dan lain-lain.di ruangan utama ini
sendiri terdiri dari empat tempat upacara kematian dan tempat duduk untuk
keluarga.
2.Ruangan sekretariat
Merupakan tempat penyimpanan barang-barang atau alat yang di pergunakan untuk
upacara kematian dan pastinya juga ruangan sekretariat.
3.Ruangan tempat pemandian mayat
Ruangan yang terletak di bagian belakang ini terkesan sangat elit seperti
ruangan ICU di rumah sakit umum,di dalamnya dilengkapi dengan tempat
penyimpanan mayat,yang di pergunakan untuk mendinginkan mayat agar tidak busuk.untuk menunggu keluarganya yang datangnya
keluarga jauh seperti dari Jakarta,tangerang,pekan baru dan lain-lain.
4.Ruangan peti mayat
Ruangan peti mayat bisa di katakan terbuka sebab tidak ada pintu dan pembatas
dengan jalan utama untuk menuju ruang tamu.ruangan peti mayat sendiri terdiri
dari dua sisi tempat letak peti yang masing-masing sisi terdiri atas dua
tingkat. setiap peti yang ada di ruangan tersebut diberi nama – nama bunga
seperti anggrek, mawar dan lain sebagainya, untuk membedakan satu sama lainnya.
5.Ruangan khusus
Ruangan khusus yaitu yang berada di atas,merupakan raungan tempat menginap para
pengurus teras dari himpunan bersatu teguh.ruangan ini sulit diekspos dan di
publikasikan karena ruang gerak di batasi di dalam memperoleh informasi
kesannya lebih pribadi.
Walau pun rumah duka bersatu teguh merupakan rumah duka bagi warga
tionghoa,namun tidak tertutup pula juga di pergunakan bagi warga ras kuning
lainnya seperti jepang dan korea.pernah terjadi beberapa kasus,yang diantaranya
kisah seorang wanita jepang yang di bunuh di payakumbuh,kemudian atas inisiatif
dari keluarga baik yang ada di Indonesia maupun yang berada di jepang,meminda
mayat untuk di open di HBT dan abunya di kirim ke jepang.jadi bisa di analogikan,HBT yang pada
dasarnya merupakan milik warga tionghoa tapi tidak tertutup kemungkinan warga
ras kuning lainnya untuk menumpang melaksanakan upacara kematian.
Jadi bisa di interpretasikan di mana pun warga ras kuning berada mereka tidak
mengesampingkan kebudayaan dan latar belakang mereka yang tidak terlalu jawua
berbeda baik itu cina,korea,jepang dan ras kuning pada umamnya,kalau bicara
rasa persaudaraan mereka sepertinya mengesampingkan ego Negara mereka dan latar
belakang mereka sendiri,sebagai mana kita ketahui jepang pernah menginvansi
beberapa Negara ras kuning lainnya seperti cina dan korea
BAB III
PENUTUP
kesimpulan
Kebudayaan
hanya terbatas dalam ciptaan manusia. Adapun sesuatu yang dapat menimbulkan
segetaran kalbu, tetapi bukan dari ciptaan manusia, maka ia bukan masuk
golongan budaya. Gunung yang membiru, lembah yang menghijau, sungai yang
berbelit berliku-liku, walaupun bagaimana indah dan nikmatnya,namun semuanya
itu bukanlah disebut kebudayaan, karena ia bukan ciptaan manusia, tetapi
ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi selayang sapuan pensil menhias kanvas,
atau segores pahatan di ujung batu, mungkin ia disebut sebagai kesenian atau
segumpal kebudayaan,karena ia diciptakan oleh tangan manusia.
Saran
Jadi bisa di interpretasikan di mana pun berada mereka tidak harus
mengesampingkan kebudayaan dan latar belakang kebudayaan tertentu. Kalau bicara
rasa persaudaraan mereka sepertinya mengesampingkan ego Negara mereka dan latar
belakang mereka sendiri,sebagai mana kita ketahui jepang pernah menginvansi
beberapa Negara ras kuning lainnya seperti cina dan korea
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN : DOKUMENTASI